Rabu, 27 Juni 2012
kamis 28/06/2012
Tugas Sistem Informasi Manajemen 3
1. Keamanan dan control sistem informasi
a. Pentingnya pengendalian sistem informasi
Pengendalian yang dimaksud dalam makalah ini adalah sejauh mana pengendalian aplikasi mempunyai peran dalam mencegah dan mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan . Sebuah pengendalian dikatakan berhasil ketika kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir. Betapa pentingnya informasi dalam kehidupan manusia, sehingga informasi yang datang tidak boleh terlambat , tidak boleh bias(berat sebelah) harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan relevan dengan penggunanya,sehingga informasi tersebut menjadi informasi yang berkualitas dan berguna bagi pemakainya. Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas perlu dibangun sebuah sistem informasi sebagai media pembangkitnya. Sistem informasi merupakan cara menghasilkan informasi yang berguna . informasi yang berguna akan mendukung sebuah keputusan bagi pemakainya. Pendekatan sistem adalah suatu prosedur langkah demi langkah yang digunakan dalam memecahkan masalah. Tiap langkah mencakup satu keputusan atau lebih, dan untuk tiap keputusan diperlukan informasi.
b. Pengendalian dalam CBIS
- Kontrol proses pengembangan
Tujuan dari kontrol pengembangan adalah untuk memastikan bahwa CBIS yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Yang termasuk dalam kontrol pengembangan :
1 Manajemen puncak menetapkan kontrol proyek secara keseluruhan selama fase perencanaan dengan cara membentuk komite MIS
2 Manajemen memberitahu pemakai mengenai orientasi CBIS
3 Manajemen menentukan kriteria penampilan yang digunakan dalam mengevaluasi operasi CBIS.
4 Manajemen dan bagian pelayanan informasi menyusun disain dan standar CBIS
5 Manajemen dan pelayanan informasi secara bersama-sama mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima,
6 Manajemen melakukan peninjauan sebelum instalasi yang dilakukan tepat setelah penggantian dan secara berkala meninjau CBIS untuk memastikan apakah ia memenuhi kriteria penampilan.
7 Bagian pelayanan informasi menetapkan prosedur untuk memelihara dan memodifikasi CBIS dan prosedur yang disetujui oleh manajemen.
- Kontrol disain sistem
Selama fase disain dan analisis dari siklus hidup system, Analis System, DBA dan Manajer Jaringan membangun fasilitas kontrol tertentu dalam disain system. Selama fase implementasi, programmer menggabungkan kontrol tersebut ke dalam system. Disain system dikontrol dengan cara menggabungkan kontrol software menjadilimabagian pokok, yaitu :
1. Permulaan Transaksi (Transaction Origination)
Tahap-tahap yang harus dilakukan pada permulaan transaksi terdiri atas ;
1 . Permulaan dokumen sumber
2 . Kewenangan
3 . Pembuatan input computer
4 . Penanganan kesalahan
5 . Penyimpanan dokumen sumber
2. Entri Transaksi (Transaction Entry)
Entri transaksi mengubah data dokumen sumber menjadi bentuk yang dapat dibaca oleh komputer. Kontrol ini berusaha untuk menjaga keakuratan data yang akan ditransmisikan ke jaringan komunikasi atau yang akan dimasukkan secara langsung ke dalam komputer. Area kontrolnya meliputi atas :
- . Entri data
- . Verifikasi data
- . Penanganan kesalahan
- . Penyeimbangan batch
3. Komunikasi Data (Data Communication)
Komputer yang ada dalam jaringan memberikan peluang risiko keamanan yang lebih besar dari pada komputer yang ada di dalam suatu ruangan. Area kontrol ini terdiri dari :
- . Kontrol pengiriman pesan
- . Kontrol saluran (channel) komunikasi
- . Kontrol penerimaan pesan
- . Rencana pengamanan datacom secara menyeluruh
4. Pemrosesan Komputer (Computer Processing)
Pada umumnya semua elemen kontrol pada disain system selalu dikaitkan dengan pemasukan data ke dalam komputer. Area kontrol pada pemrosesan komputer terdiri dari :
- . Penanganan data
- . Penanganan kesalahan
- . Database dan perpustakaan software
Sebagian besar kontrol database dapat diperoleh melalui penggunaan Sistem Manajemen Database (Database Management System/DBMS)
Tingkat keamanan dalam DBMS terdiri dari
- . Kata kunci (Password)
- . Direktori pemakai (User Directory)
- . Direktori elemen data (Field Directory)
- . Enkripsi (Encryption)
5. Output Komputer (Computer Output)
Komponen subsistem ini bertanggung jawab untuk mengirimkan produk (output) kepada pemakai (user). Yang termasuk dalam area ini adalah :
- . Penyeimbangan operasi komputer
- . Distribusi
- . Penyeimbangan departemen pemakai
- . Penanganan kesalahan
- . Penyimpanan record
- Kontrol pengoperasian sistem
Kontrol pengoperasian system didasarkan pada struktur organisasional dari departemen operasi, aktivitas dari unit yang ada dalam departemen tersebut. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan menjadilima area :
1. Struktur organisasional
1. Kontrol perpustakaan
2. Pemeliharaan peralatan
3. Kontrol lingkungan dan kemanan fasilitas
4. Perencanaan disaster, meliputi area :
a. Rencana keadaan darurat (emergency plan)
b. Rencana back-up (backup plan)
c. Rencana record penting (vital record plan)
d. Rencana recovery (recovery plan)
Metode Mendapatkan Dan Memelihara Kontrol
Manajemen dapat melakukan kontrol dengan tiga cara, yaitu :
1. Manajemen dapat melakukan kontrol langsung, yaitu mengevaluasi kemajuan dan penampilan, dan menentukan tindakan koreksi apa yang harus dilakukan
2. Manajemen mengontrol CBIS secara tidak langsung dengan terus menerus melalui CIO.
3. Manajemen mengontrol CBIS secara tidak langsung berkenan dengan proyeknya melalui pihak ketiga.
Keamanan Sistem
Definisi Keamanan
Adalah proteksi perlindungan atas sumber-sumber fisik dan konseptual dari bahaya alam dan manusia. Kemanan terhadap sumber konseptual meliputi data dan informasi. Tujuan-tujuan Keamanan ; dimaksudkan untuk mencapai 3 tujuan utama , yaitu :
1. Kerahasiaan, perusahaan berusaha melindungi data dan informasi dari orang-orang yang tidak berhak.
2. Ketersediaan, tujuan CBIS adalah menyediakan data dan informasi bagi mereka yang berwenang untuk menggunakannya.
3. Integritas, semua subsistem CBIS harus menyediakan gambaran akurat dari sistem fisik yang diwakilinya.
Pengendalian Akses ; dicapai melalui suatu proses 3 langkah, yang mencakup :
1. Indentifikasi User.
2. Pembuktian Keaslian User.
3. Otorisasi User.
Strategi Pengulangan Biaya Manajemen Informasi
Strategi yang paling banyak dimanfaatkan adalah :
1. Strategi Konsolidasi, dapat diikuti dengan mengurangi jumlah lokasi sumber daya informasi yang terpisah. Alasannya adalah sejumlah kecil pemusatan sumber daya yang besar dapat beroperasi lebih efisien dari pada banyak pemusatan sumber daya yang kecil.
2. Downsizing, adalah transfer berbagai aplikasi berbasis komputer perusahaan dari konfigurasi peralatan besar, seperti mainframe ke platform yang lebih kecil seperti komputer mini. Dalam beberapa kasus, platform yang lebih kecil tetap berada dalam IS, dan dalam kasus lain ditempatkan di area pemakai. Pemindahan ke sistem yang kurang mahal tetapi penuh daya ini disebut Smartsizing. Keuntungan downsizing : sistem yang user friendly.
3. Outsourcing, ukuran pemotongan biaya yang dapat berdampak lebih besar bagi IS dari pada downsizing adalah outsourcing. Outsourcing adalah mengkontrakkan keluar semua atau sebagian operasi komputer perusahaan kepada organisasi jasa di luar perusahaan.
2. Manajemen Sumber Informasi
a. Berbagai pandangan tentang IRM
Informasi merupakan salah satu sumber utama dari perusahaan dan dapat dikelola seperti halnya sumber lain. IRM (Information Resource Management) merupakan siklus hidup yang digunakan untuk menciptakan sistem yang menghasilkan informasi yang berkualitas. IRM adalah konsep manajemen sumber informasi yang mengenal informasi sebagai sumber organisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominan lain seperti orang, keuangan, peralatan dan manajemen.
b. Informasi sebagai sumber strategis
Informasi merupakan salah satu sumber yang menghasilkan keuntungan kompetitif. Caranya dengan memfokuskan pada pelanggan dan membangun sistem informasi yang bisa meningkatkan arus informasi antara perusahaan dan elemen lingkungannya. Arus informasi antara perusahaan dan pelanggan:
1. Informasi yang menerangkan kebutuhan produk
2. Informasi yang menerangkan penggunaan produk
3. Informasi yang menerangkan kepuasan produk.
c. Perencanaan Strategis untuk Sumber-Sumber Informasi
Jika informasi akan digunakan sebagai untuk mendapatkan keuntungan kompetitif. Ada 3 tahap yaitu :
1. Era pra perencanaan is strategis
Yaitu perencanaan sumber informasi yang pertama dilakukan oleh manajer dari unit pelayanan informasi.
2. Era spir awal
Yaitu melakukan pendekatan atau cara top down terhadap perencanaan dengan menyari bahwa langkah pertama adalah menentukan tujuan organisasi.
3. Era modern
Yaitu menggunakan sumber-sumber informasi nya, namun status sumber-sumber tersebut juga mempengaruhi rencana strategis dari keseluruhan organisasi.
d. Manajemen dan Strategi End User Computing
Tugas perusahaan adalah untuk menetapkan kebijaksanaan end user computing yang memberikan fleksibilitas kepada pemakai untuk melakukan inovasi dalam penggunaan komputer, namun juga harus menetapkan kontrol untuk memastikan bahwa penggunaan tersebut mendukung tujuan perusahaan.
a. Pentingnya pengendalian sistem informasi
Pengendalian yang dimaksud dalam makalah ini adalah sejauh mana pengendalian aplikasi mempunyai peran dalam mencegah dan mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan . Sebuah pengendalian dikatakan berhasil ketika kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir. Betapa pentingnya informasi dalam kehidupan manusia, sehingga informasi yang datang tidak boleh terlambat , tidak boleh bias(berat sebelah) harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan relevan dengan penggunanya,sehingga informasi tersebut menjadi informasi yang berkualitas dan berguna bagi pemakainya. Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas perlu dibangun sebuah sistem informasi sebagai media pembangkitnya. Sistem informasi merupakan cara menghasilkan informasi yang berguna . informasi yang berguna akan mendukung sebuah keputusan bagi pemakainya. Pendekatan sistem adalah suatu prosedur langkah demi langkah yang digunakan dalam memecahkan masalah. Tiap langkah mencakup satu keputusan atau lebih, dan untuk tiap keputusan diperlukan informasi.
b. Pengendalian dalam CBIS
- Kontrol proses pengembangan
Tujuan dari kontrol pengembangan adalah untuk memastikan bahwa CBIS yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Yang termasuk dalam kontrol pengembangan :
1 Manajemen puncak menetapkan kontrol proyek secara keseluruhan selama fase perencanaan dengan cara membentuk komite MIS
2 Manajemen memberitahu pemakai mengenai orientasi CBIS
3 Manajemen menentukan kriteria penampilan yang digunakan dalam mengevaluasi operasi CBIS.
4 Manajemen dan bagian pelayanan informasi menyusun disain dan standar CBIS
5 Manajemen dan pelayanan informasi secara bersama-sama mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima,
6 Manajemen melakukan peninjauan sebelum instalasi yang dilakukan tepat setelah penggantian dan secara berkala meninjau CBIS untuk memastikan apakah ia memenuhi kriteria penampilan.
7 Bagian pelayanan informasi menetapkan prosedur untuk memelihara dan memodifikasi CBIS dan prosedur yang disetujui oleh manajemen.
- Kontrol disain sistem
Selama fase disain dan analisis dari siklus hidup system, Analis System, DBA dan Manajer Jaringan membangun fasilitas kontrol tertentu dalam disain system. Selama fase implementasi, programmer menggabungkan kontrol tersebut ke dalam system. Disain system dikontrol dengan cara menggabungkan kontrol software menjadilimabagian pokok, yaitu :
1. Permulaan Transaksi (Transaction Origination)
Tahap-tahap yang harus dilakukan pada permulaan transaksi terdiri atas ;
1 . Permulaan dokumen sumber
2 . Kewenangan
3 . Pembuatan input computer
4 . Penanganan kesalahan
5 . Penyimpanan dokumen sumber
2. Entri Transaksi (Transaction Entry)
Entri transaksi mengubah data dokumen sumber menjadi bentuk yang dapat dibaca oleh komputer. Kontrol ini berusaha untuk menjaga keakuratan data yang akan ditransmisikan ke jaringan komunikasi atau yang akan dimasukkan secara langsung ke dalam komputer. Area kontrolnya meliputi atas :
- . Entri data
- . Verifikasi data
- . Penanganan kesalahan
- . Penyeimbangan batch
3. Komunikasi Data (Data Communication)
Komputer yang ada dalam jaringan memberikan peluang risiko keamanan yang lebih besar dari pada komputer yang ada di dalam suatu ruangan. Area kontrol ini terdiri dari :
- . Kontrol pengiriman pesan
- . Kontrol saluran (channel) komunikasi
- . Kontrol penerimaan pesan
- . Rencana pengamanan datacom secara menyeluruh
4. Pemrosesan Komputer (Computer Processing)
Pada umumnya semua elemen kontrol pada disain system selalu dikaitkan dengan pemasukan data ke dalam komputer. Area kontrol pada pemrosesan komputer terdiri dari :
- . Penanganan data
- . Penanganan kesalahan
- . Database dan perpustakaan software
Sebagian besar kontrol database dapat diperoleh melalui penggunaan Sistem Manajemen Database (Database Management System/DBMS)
Tingkat keamanan dalam DBMS terdiri dari
- . Kata kunci (Password)
- . Direktori pemakai (User Directory)
- . Direktori elemen data (Field Directory)
- . Enkripsi (Encryption)
5. Output Komputer (Computer Output)
Komponen subsistem ini bertanggung jawab untuk mengirimkan produk (output) kepada pemakai (user). Yang termasuk dalam area ini adalah :
- . Penyeimbangan operasi komputer
- . Distribusi
- . Penyeimbangan departemen pemakai
- . Penanganan kesalahan
- . Penyimpanan record
- Kontrol pengoperasian sistem
Kontrol pengoperasian system didasarkan pada struktur organisasional dari departemen operasi, aktivitas dari unit yang ada dalam departemen tersebut. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan menjadilima area :
1. Struktur organisasional
1. Kontrol perpustakaan
2. Pemeliharaan peralatan
3. Kontrol lingkungan dan kemanan fasilitas
4. Perencanaan disaster, meliputi area :
a. Rencana keadaan darurat (emergency plan)
b. Rencana back-up (backup plan)
c. Rencana record penting (vital record plan)
d. Rencana recovery (recovery plan)
Metode Mendapatkan Dan Memelihara Kontrol
Manajemen dapat melakukan kontrol dengan tiga cara, yaitu :
1. Manajemen dapat melakukan kontrol langsung, yaitu mengevaluasi kemajuan dan penampilan, dan menentukan tindakan koreksi apa yang harus dilakukan
2. Manajemen mengontrol CBIS secara tidak langsung dengan terus menerus melalui CIO.
3. Manajemen mengontrol CBIS secara tidak langsung berkenan dengan proyeknya melalui pihak ketiga.
Keamanan Sistem
Definisi Keamanan
Adalah proteksi perlindungan atas sumber-sumber fisik dan konseptual dari bahaya alam dan manusia. Kemanan terhadap sumber konseptual meliputi data dan informasi. Tujuan-tujuan Keamanan ; dimaksudkan untuk mencapai 3 tujuan utama , yaitu :
1. Kerahasiaan, perusahaan berusaha melindungi data dan informasi dari orang-orang yang tidak berhak.
2. Ketersediaan, tujuan CBIS adalah menyediakan data dan informasi bagi mereka yang berwenang untuk menggunakannya.
3. Integritas, semua subsistem CBIS harus menyediakan gambaran akurat dari sistem fisik yang diwakilinya.
Pengendalian Akses ; dicapai melalui suatu proses 3 langkah, yang mencakup :
1. Indentifikasi User.
2. Pembuktian Keaslian User.
3. Otorisasi User.
Strategi Pengulangan Biaya Manajemen Informasi
Strategi yang paling banyak dimanfaatkan adalah :
1. Strategi Konsolidasi, dapat diikuti dengan mengurangi jumlah lokasi sumber daya informasi yang terpisah. Alasannya adalah sejumlah kecil pemusatan sumber daya yang besar dapat beroperasi lebih efisien dari pada banyak pemusatan sumber daya yang kecil.
2. Downsizing, adalah transfer berbagai aplikasi berbasis komputer perusahaan dari konfigurasi peralatan besar, seperti mainframe ke platform yang lebih kecil seperti komputer mini. Dalam beberapa kasus, platform yang lebih kecil tetap berada dalam IS, dan dalam kasus lain ditempatkan di area pemakai. Pemindahan ke sistem yang kurang mahal tetapi penuh daya ini disebut Smartsizing. Keuntungan downsizing : sistem yang user friendly.
3. Outsourcing, ukuran pemotongan biaya yang dapat berdampak lebih besar bagi IS dari pada downsizing adalah outsourcing. Outsourcing adalah mengkontrakkan keluar semua atau sebagian operasi komputer perusahaan kepada organisasi jasa di luar perusahaan.
2. Manajemen Sumber Informasi
a. Berbagai pandangan tentang IRM
Informasi merupakan salah satu sumber utama dari perusahaan dan dapat dikelola seperti halnya sumber lain. IRM (Information Resource Management) merupakan siklus hidup yang digunakan untuk menciptakan sistem yang menghasilkan informasi yang berkualitas. IRM adalah konsep manajemen sumber informasi yang mengenal informasi sebagai sumber organisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominan lain seperti orang, keuangan, peralatan dan manajemen.
b. Informasi sebagai sumber strategis
Informasi merupakan salah satu sumber yang menghasilkan keuntungan kompetitif. Caranya dengan memfokuskan pada pelanggan dan membangun sistem informasi yang bisa meningkatkan arus informasi antara perusahaan dan elemen lingkungannya. Arus informasi antara perusahaan dan pelanggan:
1. Informasi yang menerangkan kebutuhan produk
2. Informasi yang menerangkan penggunaan produk
3. Informasi yang menerangkan kepuasan produk.
c. Perencanaan Strategis untuk Sumber-Sumber Informasi
Jika informasi akan digunakan sebagai untuk mendapatkan keuntungan kompetitif. Ada 3 tahap yaitu :
1. Era pra perencanaan is strategis
Yaitu perencanaan sumber informasi yang pertama dilakukan oleh manajer dari unit pelayanan informasi.
2. Era spir awal
Yaitu melakukan pendekatan atau cara top down terhadap perencanaan dengan menyari bahwa langkah pertama adalah menentukan tujuan organisasi.
3. Era modern
Yaitu menggunakan sumber-sumber informasi nya, namun status sumber-sumber tersebut juga mempengaruhi rencana strategis dari keseluruhan organisasi.
d. Manajemen dan Strategi End User Computing
Tugas perusahaan adalah untuk menetapkan kebijaksanaan end user computing yang memberikan fleksibilitas kepada pemakai untuk melakukan inovasi dalam penggunaan komputer, namun juga harus menetapkan kontrol untuk memastikan bahwa penggunaan tersebut mendukung tujuan perusahaan.
Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen
Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.
Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pro Kontra mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial
Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .
Strategi Akomodatif
Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut
Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah
Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution.
Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.
Dimensi Etika dalam Manajemen
Etika adakah pandangan , keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah (Griffin)
Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika.
Nilai Personal sebagai standar Etika
Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang.
Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh seseorangsehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya
Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu. Nilai instrumental adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.
Penelitian Empiris mengenai Nilai Terminal dan Nilai Instrumental (Kreitner,1992)
Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-nilai terminal yang perlu untuk dimiliki adalah (1) kejujuran (2) tanggung jawab (3) kapabilitas (4) ambisi dan (5) independensi
Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-nilai instrumental yang perlu dimiliki adalah (1) penghargaan terhadap pribadi (2) keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja (3) kebebasan dan kemerdekaan (4) dorongan untuk meraih sesuatu dan (5) kebahagiaan
Konflik Nilai
Konflik intrapersonal pada dasarnya terjadi umumnya di dalam individu dan antar individu.
Konflik individu-organisasi pada dasarnya merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individu berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan
Konflik antar Budaya pada dasarnya merupakan konflik antar individu maupun antara individu dengan organisasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya diantara individu yang bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan
Berbagai isu seputar etika manajemen
Penggunaan obat-obatan terlarang
Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
Konflik Kepentingan
Pengawasan Kualitas atau Quality Control
Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
Pemecatan tenaga kerja
Polusi Lingkungan
Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.
dan lain sebagainya
Model Penilaian Etika (Griffin,2002)
Upaya perwujudan dan peningkatan etika manajemen
Pelatihan etika
Advokasi etika
Kode Etik
Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Pengertian Perencanaan
Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi (Robbins dan Coulter ,2002)
Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu proses, fungsi manajemen, dan pengambilan keputusan. (Ernie&Kurniawan,2005)
Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.
Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau merubah tujuan dan kegiatan organisasi.
Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya, dimana keputusan yang diambil belum tentu sesuai hingga implementasi perencaan tersebut dibuktikan di kemudian hari.
Fungsi atau Manfaat dari Perencanaan
Pengarah Organisasi
Minimalisasi Ketidakpastian
Minimalisasi inefisiensi sumber daya
Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas
Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements)
Faktual dan Realistis
Logis dan Rasional
Fleksibel
Komitmen
Komprehensif atau menyeluruh
Peran Tujuan dan Rencana dalam Proses Perencanaan
Tujuan (Goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau dicapai oleh individu, kelompok atau seluruh organisasi.
Rencana (Plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan akan dialokasikan, penjadualan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan
Jenis-jenis Tujuan
Berdasarkan jumlah
Tujuan tunggal (single goals) dan Tujuan yang banyak (multiple goals)
Berdasarkan Kejelasan
Tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan rujuan yang aktual atau nyata (real goals)
Berdasarkan Keluasan dan Waktu Pencapaian
Tujuan Strategis (strategic goals), Tujuan Taktis (tactical goals), dan Tujuan Operasional (operational goals)
Jenis-jenis Rencana
Berdasarkan Keluasan dan Waktu Pencapaian
Rencana Strategis (Jangka Panjang), Rencana Taktis (jangka Menengah) dan Rencana Operasional (Jangka Pendek)
Berdasarkan Kejelasan
Rencana Spesifik (Specific Plans) Rencana Direktif (Directive Plans)
Berdasarkan Frekuensi Penggunaan
Rencana Sekali Pakai (single-use plans), dan Rencana yang dipergunakan secara terus-menerus (standing plans)
Hubungan antara Rencana dan Tujuan
Pendekatan dalam Penetapan Tujuan
Pendekatan Tradisional (Traditional Goal Setting)
Pendekatan Manajemen Berdasarkan Sasaran/Tujuan (Management by Objectives)
Pendekatan Tradisional dalam Penetapan Tujuan
Pendekatan MBO
Kekuatan dan Kelemahan MBO
Beberapa Alat Bantu perencanaan
Bagan Arus (Flow Chart)
Bagan Gantt (Gantt Chart)
Jaringan PERT (PERT Network)
dll
Contoh Bagan Arus (Flow Chart)
Contoh Bagan Gantt
Contoh Jaringan PERT
Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan
Masalah vs Gejala
“ if we fail to identify the problem, we will fail to solve the problem “
Penentuan faktor Penyebab
Pendekatan dalam Penyelesaian Masalah
Pengambilan Keputusan atas alternatif penyelesaian Masalah
Lingkungan dan Pengambilan Keputusan
Keputusan pada saat Keadaan yang pasti (certainty)
Keputusan pada saat Keadaan yang tidak pasti (uncertainty)
Keputusan pada saat Keadaan mengandung resiko (risky condition)
Proses Pengambilan Keputusan
Tahapan Evaluasi Alternatif
Keterbatasan dalam Pengambilan Keputusan
Memperbaiki Keputusan
Penggunaan Aturan terhadap Alternatif Keputusan
Kriteria Prioritas, Kriteria Minimum
Pengujian Terhadap Berbagai Alternatif Keputusan
Pengambilan Keputusan secara berkelompok
Teknik Curah Ide, Teknik Kelompok Nominal, Teknik Delphi,dll
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.
Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pro Kontra mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial
Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .
Strategi Akomodatif
Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut
Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah
Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution.
Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.
Dimensi Etika dalam Manajemen
Etika adakah pandangan , keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah (Griffin)
Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika.
Nilai Personal sebagai standar Etika
Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang.
Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh seseorangsehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya
Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu. Nilai instrumental adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.
Penelitian Empiris mengenai Nilai Terminal dan Nilai Instrumental (Kreitner,1992)
Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-nilai terminal yang perlu untuk dimiliki adalah (1) kejujuran (2) tanggung jawab (3) kapabilitas (4) ambisi dan (5) independensi
Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-nilai instrumental yang perlu dimiliki adalah (1) penghargaan terhadap pribadi (2) keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja (3) kebebasan dan kemerdekaan (4) dorongan untuk meraih sesuatu dan (5) kebahagiaan
Konflik Nilai
Konflik intrapersonal pada dasarnya terjadi umumnya di dalam individu dan antar individu.
Konflik individu-organisasi pada dasarnya merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individu berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan
Konflik antar Budaya pada dasarnya merupakan konflik antar individu maupun antara individu dengan organisasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya diantara individu yang bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan
Berbagai isu seputar etika manajemen
Penggunaan obat-obatan terlarang
Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
Konflik Kepentingan
Pengawasan Kualitas atau Quality Control
Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
Pemecatan tenaga kerja
Polusi Lingkungan
Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.
dan lain sebagainya
Model Penilaian Etika (Griffin,2002)
Upaya perwujudan dan peningkatan etika manajemen
Pelatihan etika
Advokasi etika
Kode Etik
Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Pengertian Perencanaan
Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi (Robbins dan Coulter ,2002)
Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu proses, fungsi manajemen, dan pengambilan keputusan. (Ernie&Kurniawan,2005)
Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.
Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau merubah tujuan dan kegiatan organisasi.
Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya, dimana keputusan yang diambil belum tentu sesuai hingga implementasi perencaan tersebut dibuktikan di kemudian hari.
Fungsi atau Manfaat dari Perencanaan
Pengarah Organisasi
Minimalisasi Ketidakpastian
Minimalisasi inefisiensi sumber daya
Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas
Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements)
Faktual dan Realistis
Logis dan Rasional
Fleksibel
Komitmen
Komprehensif atau menyeluruh
Peran Tujuan dan Rencana dalam Proses Perencanaan
Tujuan (Goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau dicapai oleh individu, kelompok atau seluruh organisasi.
Rencana (Plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan akan dialokasikan, penjadualan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan
Jenis-jenis Tujuan
Berdasarkan jumlah
Tujuan tunggal (single goals) dan Tujuan yang banyak (multiple goals)
Berdasarkan Kejelasan
Tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan rujuan yang aktual atau nyata (real goals)
Berdasarkan Keluasan dan Waktu Pencapaian
Tujuan Strategis (strategic goals), Tujuan Taktis (tactical goals), dan Tujuan Operasional (operational goals)
Jenis-jenis Rencana
Berdasarkan Keluasan dan Waktu Pencapaian
Rencana Strategis (Jangka Panjang), Rencana Taktis (jangka Menengah) dan Rencana Operasional (Jangka Pendek)
Berdasarkan Kejelasan
Rencana Spesifik (Specific Plans) Rencana Direktif (Directive Plans)
Berdasarkan Frekuensi Penggunaan
Rencana Sekali Pakai (single-use plans), dan Rencana yang dipergunakan secara terus-menerus (standing plans)
Hubungan antara Rencana dan Tujuan
Pendekatan dalam Penetapan Tujuan
Pendekatan Tradisional (Traditional Goal Setting)
Pendekatan Manajemen Berdasarkan Sasaran/Tujuan (Management by Objectives)
Pendekatan Tradisional dalam Penetapan Tujuan
Pendekatan MBO
Kekuatan dan Kelemahan MBO
Beberapa Alat Bantu perencanaan
Bagan Arus (Flow Chart)
Bagan Gantt (Gantt Chart)
Jaringan PERT (PERT Network)
dll
Contoh Bagan Arus (Flow Chart)
Contoh Bagan Gantt
Contoh Jaringan PERT
Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan
Masalah vs Gejala
“ if we fail to identify the problem, we will fail to solve the problem “
Penentuan faktor Penyebab
Pendekatan dalam Penyelesaian Masalah
Pengambilan Keputusan atas alternatif penyelesaian Masalah
Lingkungan dan Pengambilan Keputusan
Keputusan pada saat Keadaan yang pasti (certainty)
Keputusan pada saat Keadaan yang tidak pasti (uncertainty)
Keputusan pada saat Keadaan mengandung resiko (risky condition)
Proses Pengambilan Keputusan
Tahapan Evaluasi Alternatif
Keterbatasan dalam Pengambilan Keputusan
Memperbaiki Keputusan
Penggunaan Aturan terhadap Alternatif Keputusan
Kriteria Prioritas, Kriteria Minimum
Pengujian Terhadap Berbagai Alternatif Keputusan
Pengambilan Keputusan secara berkelompok
Teknik Curah Ide, Teknik Kelompok Nominal, Teknik Delphi,dll
Tanggung Jawab Sosial dan Etika Dalam Manajemen StategisTanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
A. DefinisiTanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dapat didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya
Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen perusahaan dalam pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan karyawan beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya, dengan tujuan peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002).
Sedangkan menurut Commission of The European Communities, 2001, mendefinisikan CSR sebagai aktifitas yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan perusahaan untuk mengintegrasikan penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan interaksi dengan stakeholder .
B. Tanggung Jawab Sosial Menurut CarrolDari sudut pandang strategis, suatu perusahaan bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosialnya bagi masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya. Ketika bisnis mulai mengabaikan tanggung jawabnya, masyarakat cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk membatasi otonomi bisnis.
Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab yakni :
- Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat.
- Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan oleh pemerintah
- Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
- Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat sukarela.
Dari keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum dinilai sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan. Setelah tanggung jawab dasar terpenuhi maka perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya yakni dalam hal etika dan kebebasan memilih.
C. Alasan Perusahaan Menerapkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan CSR sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :
- Moralitas :
Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
- Pemurnian Kepentingan Sendiri :
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
- Teori Investasi :
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
- Mempertahankan otonomi :
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan manajemen.
D. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.1. Manfaat bagi Perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan tentunya akan menimbulkan citra positif perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
2. Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution.
3. Manfaat bagi Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah merasa memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.
E. Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.1. Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.
2. Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .
3. Strategi Akomodatif
Strategi Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut
4. Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.
F. Regulasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam Perusahaan.Di Indonesia sendiri, munculnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) menandai babak baru pengaturan CSR. Selain itu, pengaturan tentang CSR juga tercantum di dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM). Walaupun sebenarnya pembahasan mengenai CSR sudah dimulai jauh sebelum kedua undang-undang tersebut disahkan. Salah satu pendorong perkembangan CSR yang terjadi di Indonesia adalah pergeseran paradigma dunia usaha yang tidak hanya semata-mata untuk mencari keuntungan saja, melainkan juga bersikap etis dan berperan dalam penciptaan investasi sosial.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 yang tercantum dalam bab V pasal 74. Dalam pasal 74 di sebutkan sebagai berikut :
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam” adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam.
Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam.
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biayaPerseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Yang dimaksud dengan “dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang terkait.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.Sedangkan pengaturan di dalam UU PM, yaitu di dalam Pasal 15 huruf b adalah sebagai berikut:
“Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.”
Kemudian di dalam Pasal 16 huruf d UU PM disebutkan sebagai berikut:
“Setiap penanam modal bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan hidup.”
Etika dalam Manajemen Bisnis
A. DefinisiEtika didefinisikan sebagai konsensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan, perdagangan atau profesi.
Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah pandangan , keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah.
Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika.
Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku personal berdasarkan agama atau filosofi.
Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak adanya standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis. Sedangkan norma dan nilai-nilai budaya berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu negara.
Selain factor-faktor situiasional seperti pekerjaan itu sendiri, supervise dan budaya organisasi, perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap perkembangan moral dan cirri-ciri keprobadian lainnya.
Sama seperti hirarki kebutuhan Maslow, perkembangan moral terbentuk dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai-nilai universal.
B. Relativisme MoralRelativisme Moral mengatakan bahwa moral bersifat relative pada beberapa pribadi, sosial atau standar budaya, dan tidak ada standar yang lebih baik dibanding standar lainnya.
Ada empat tipe relativisme :
- Naïve Relativism, yakni keyakinan bahwa semua keputusan moral adalah sangat pribadi dan individu memiliki hak untuk menjalani hidupnya.
- Role Relativism, yakni melakukan peran sosial disertai dengan kewajiban hanya pada peran tersebut,
- Social Group Relativism, yakni kepercayaan bahwa moralitas adalah suatu hal yang menyertai norma-norma suatu kelompok.
- Cultural Relativism, yakni bahwa moralitas tergantng pada budaya tertentu dalam masyarakat tertentu.
C. Pendekatan EtikaAda tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
- Pendekatan utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari tindakan tersebut.
- Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati dalam semua keputusan.
- Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan tidak bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi kelompok.
Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen perusahaan :
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
- Konflik Kepentingan
- Pengawasan Kualitas atau Quality Control
- Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
- Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
- Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
- Pemecatan tenaga kerja
- Polusi Lingkungan
- Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
- Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
- Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.
- dan lain sebagainya
Langganan:
Postingan (Atom)