PENGERTIAN DEPLESI
Deplesi merupakan istilah lain dari penyusutan atau
amortisasi. Deplesi digunakan khusus untuk sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan, dan sebagainya.
Deplesi dihitung dengan tarif deplesi yang diperoleh dari
beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak penambangan dibagi estimasi hasil
yang akan diperoleh.
Pencatatan deplesi adalah dengan mendebit biaya deplesi dan
mengkredit akumulasi deplesi. Deplesi tidak persis sama dengan depresiasi,
walaupun keduanya merupakan alokasi harga perolehan. Ada perbedaan antara
pengertian deplesi dengan pengertian depresiasi. Deplesi merupakan perwujudan
berkurangnya kuantitas kandungan sumber alam. Biaya deplesi membentuk harga pokok
jadi dan yang jelas istilah deplesi digunakan untuk alokasi harga perolehan
aktiva sumber alam.
Ilustrasi 1 :
PT Andalan Tambang memperoleh hak penambangan sebesar Rp
500.000.000.000,- Estimasi hasil yang terkandung di dalamnya sebesar 1.000.000
ton bahan tambang. Tahun pertama berhasil ditambang sebesar 26.500 ton, maka
Jurnal Deplesi yang dilakukan akhir tahun pertama adalah :
D = Beban Deplesi = Rp 13.250.000.000,-
K = Akumulasi Deplesi = Rp 13.250.000.000,-
Keterangan :
Besarnya deplesi tergantung pada jumlah ton yang berhasil
ditambang.
Ilustrasi 2 :
Pada tanggal 5 Januari 20A PT Perkasa membeli tanah yang
mengandung bijih besi seharga Rp 100 milyar. Estimasi nilai sisa tanah seharga
Rp 20 milyar. Hasil survey geologi pada saat pembelian terdapat 2 juta bijih
besi yang dapat diambil. Pada tahun 20A dikeluarkan biaya untuk pembuatan jalan
dan proses pengeluaran bijih besi sejumlah Rp 750 juta. Pada tahun 20A, 50.000
ton telah ditambang. Survey baru dilakukan pada akhir tahun 20B dan
diperkirakan ada 3 juta ton bijih besi yang terkandung di dalam tambang. Pada
tahun 20B, 125.000 ton bijih besi berhasil ditambang. Hitunglah beban deplesi
tahun 20A dan 20B !
Beban deplesi tahun 20A :
Harga sumber daya - nilai sisa = Rp 80.000.000.000,-
Perbaikan lahan jalan = Rp 750.000.000,-
Jumlah = Rp 80.750.000.000,-
Estimasi bijih besi = 2.000.000 ton
Biaya deplesi per ton = Rp 40.375,-
Beban deplesi tahun 20A = 50.000 ton x Rp 40.375 = Rp
2.018.750.000
Beban deplesi tahun 20B:
Harga sumber daya (neto) = Rp 80.750.000.000,-
Beban deplesi tahun 20A = Rp 2.018.750.000,-
Sisa pada awal tahun 20A = Rp 78.731.250.000,-
Sisa bijih besi setelah survey (ton) = 3.125.000 ton
( 3.000.000 + 125.000)
Biaya deplesi per ton = Rp 25.194,-
Biaya deplesi tahun 20B = 125.000 x Rp 25.194 = Rp
3.149.250.000,-
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar