Limbah Industri
Limbah adalah buangan yang dihasilkan
dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana
masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada
sampah, ada air kakus (black
water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey
water).
Limbah padat
lebih dikenal sebagai sampah,
yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia
Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama
bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan
karakteristik limbah.
Pengelola
Limbah
Beberapa
faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan
pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini
diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah
ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan
menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan
menurut karakteristik limbah
Untuk
mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan
permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini
tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak
lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat,
khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya. [1]
2. Jamban
yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit
penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka
masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.[1]
3. Layanan
persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan
sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah.
Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat
pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah
lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah
dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan
upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan
pengumpulan bahan layak daur-ulang.[1]
4. Layanan
drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran
drainase (selokan) yang akan
menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima.
Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air
hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan
yang cukup dan terbebas dari sampah.[1]
5. Penyediaan
air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam
jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan,
minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan
pembersihan lingkungan.[1]
Karakteristik
Limbah
1. Berukuran
mikro
2. Dinamis
3. Berdampak
luas (penyebarannya)
4. Berdampak
jangka panjang (antar generasi)
Limbah
industri
Berdasarkan
karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Limbah cair biasanya dikenal sebagai
entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada
umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan
buangan anorganik
2. Limbah padat
Proses
Pencemaran Udara Semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer
yang “bersih” disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi yang cukup tinggi
dapat mengakibatkan efek negatif terhadap penerima (receptor), bila ini
terjadi, kontaminan disebut cemaran (pollutant).Cemaran udara diklasifihasikan
menjadi 2 kategori menurut cara cemaran masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu:
cemaran primer dan cemaran sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang
diemisikan secara langsung dari sumber cemaran. Cemaran sekunder adalah cemaran
yang terbentuk oleh proses kimia di atmosfer.
Sumber
cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap kendaraan bermotor,
fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang mengemisikan cemaran udara
primer ke atmosfer. Ada 2 kategori sumber antropogenik yaitu: sumber tetap
(stationery source) seperti: pembangkit energi listrik dengan bakar fosil, pabrik,
rumah tangga,jasa, dan lain-lain dan sumber bergerak (mobile source) seperti:
truk,bus, pesawat terbang, dan kereta api.
Lima cemaran
primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari 90% pencemaran udara
global adalah:
a. Karbon
monoksida (CO),
b. Nitrogen oksida (Nox),
c. Hidrokarbon (HC),
d. Sulfur oksida (SOx)
e. Partikulat.
b. Nitrogen oksida (Nox),
c. Hidrokarbon (HC),
d. Sulfur oksida (SOx)
e. Partikulat.
Selain
cemaran primer terdapat cemaran sekunder yaitu cemaran yang memberikan dampak
sekunder terhadap komponen lingkungan ataupun cemaran yang dihasilkan akibat
transformasi cemaran primer menjadi bentuk cemaran yang berbeda. Ada beberapa
cemaran sekunder yang dapat mengakibatkan dampak penting baik lokal,regional
maupun global yaitu:
a. CO2
(karbon monoksida),
b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog),
c. Hujan asam,
d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),
e. CH4 (metana).
b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog),
c. Hujan asam,
d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),
e. CH4 (metana).
Macam
macam limbah
§ Limbah
mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan.
§ Limbah
mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan
api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila
telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
§ Limbah
reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan
atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam
suhu tinggi.
§ Limbah
beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila
masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
§ Limbah
penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit
atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang
diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
§ Limbah
yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada
kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0
untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat
basa.
Cara
penanggulan Limbah industri
Pengelolaan Limbah B3 adalah
rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3.
Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan
lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan
kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan
Bagi
pengusaha yang belum sadar terhadap akibat buangan mencemarkan lingkungan,
tidak punya program pengendalian dan pencegahan pencemaran. Oleh sebab itu
bahan buangan yang keluar dari pabrik langsung dibuang ke alam bebas. Kalau
limbah cair langsung mempergunakan sungai atau parit sebagai sarana pembuangan
limbah.Kalau limbah padat memanfaatkan tanah kosong sebagai tempat pembuangan.
Kalau limbah gas/asap cerobong dianggap sarana yang baik pembuangan limbah.
Limbah
membutuhkan pengolahan bila ternyata mengandung senyawa pencemaran
yangberakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau paling tidak
potensial menciptakan pencemaran. Suatu perkiraan harus dibuat lebih dahulu
dengan jalan mengidentifikasi:sumber pencemaran, kegunaan jenis bahan, sistem
pengolahan,banyaknya buangan dan jenisnya, kegunaan bahan beracun dan berbahaya
yang terdapat dalam pabrik.
Dengan adanya
perkiraan tersebut maka program pengendalian dan penanggulangan pencemaran
perlu dibuat. Sebab limbah tersebut baik dalam jumlah besar atau sedikit dalam
jangka panjang atau jangka pendek akan membuat perubahan terhadap lingkungan,
maka diperlukan pengolahan agar limbah yang dihasilkan tidak sampai mengganggu
struktur lingkungan.
Namun
demikian tidak selamanya harus diolah sebelum dibuang kelingkungan. Ada limbah
yang langsung dapat dibuang tanpa pengolahan, ada limbah yang setelah diolah
dimanfaatkan kembali. Dimaksudkan tanpa pengolahan adalah limbah yang begitu
keluar dari pabrik langsung diambil dan dibuang. Ada beberapa jenis limbah yang
perlu diolah dahulu sebab mengandung pollutant yang dapat mengganggu
kelestarian lingkungan Limbah diolah dengan tujuan untuk mengambil barang-barang berbahaya di dalamnya dan atau
mengurangi/menghilangkan senyawa-senyawa kimia atau nonkimia yang berbahaya dan
beracun.
Pengolahan
limbah berkaitan dengan sistem pabrik. Ada pabrik yang telah mempergunakan
peralatan dengan kadar buangan rendah sehingga buangan yang dihasilkannya tidak
lagi perlumengalami pengolahan. Bagi pabrik seperti ini memang telah dirancang
dari awal pembangunan. Buangan dari pabrik berbeda satu dengan yang lain.
Perbedaan ini
menyangkut pula dengan perbedaan bahan baku,perbedaan proses. Suatu pabrik
sama-sama mengeluarkan limbah air namun terdapat senyawa kimia yang berbeda
pula.Karena banyaknya variasi pencemar antara satu pabrik dengan pabrik lain
maka banyak pula sistem pengolahan.
Demikian
banyak macam parameter pencemar dalam suatu buangan, akibatnya membutuhkan
berbagai tingkatan proses pula. Limbah memerlukan penanganan awal. Kemudian
pengolahan berikutnya. Pengolahan pendahuluan akan turut menentukan pengolahan
kedua, ketiga dan seterusnya.
Kekeliruan
penetapan pengolahan pendahuluan akan turut mempengaruhi pengolahan berikutnya.
Di dalam penetapan pilihan metode keadaan limbah sudah seharusnya diketahui
sebelumnya.Parameter limbah yang mempunyai peluang untuk mencemarkan lingkungan
harus ditetapkan. Misalnya terdapat senyawa fenol dalam air sebesar 2 mg/liter,
phosphat 30 mg/liter dan seterusnya.
Dengan
mengetahui jenis-jenis parameter di dalam limbah maka dapat ditetapkan metode
pengolahan dan pilihan jenis peralatan. Sekali sudah ditetapkan inetode dan
jenis peralatan maka langkah berikutnya adalah sampai tingkat mana diinginkan
menghilangkan/ penguranga senyawa pencemarnya. Berapa persenkah kita inginkan
pengurangan dan sampai di mana efisiensi peralatan harus dicapai pada tingkat
maksimum.
Penetapan
efisiensi peralatan, dan standar buangan yang diinginkan akan mempengaruhi
ketelitian alat, volume air limbah, sistem pemipaan, pemasangan pipa, pilihan
bahan kimia dan lain-lain.Dalam mendesain peralatan, variabel tadi harus dapat
dihitung secara tepat. Belum ada suatu jaminan hahwa satu unit peralatan dapat
mengendalikan limbah sesuai dengan yang dikehendaki.
Sebab di
dalam satu unit peralatan terdiri dari berbagai macam kegiatan mulai dari
kegiatan pendahuluan sampai kegiatan akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar