Pencemaraan
Udara
A. Udara
Dalam kehidupannya, manusia setiap hari melakukan pernapasan
untuk dapat melangsungkan kehidupannya. Didalam bernafas manusia melakukan dua
siklus sekaligus yaitu: pengeluaran / penghembusan udara dengan mengeluarkan
CO2 dan pemasukan / menghirup udara (O2). Siklus tersebut terjadi terus menerus
selama manusia hidup. Dialam bebas, diketahui penghasil O2 adalah tumbuhan
hijau yang melakukan fotosintetis.
Udara yang bersih bermanfaat untuk kehidupan manusia, namun
sebaliknya udara yang terkena pencemaran udara sangat buruk akibatnya bagi
kesehatan dan kehidupan makhluk hidup terutama kehidupan manusia. Pencemaran
udara tersebut sering terjadi sebagai efek negatif dari pembangunan dinegara
berkembang, industri dinegara maju, aktifitas alam dsb.
Dengan pengetahuan tentang udara bersih, sehat maka akan
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat luas.
B. Polusi Udara
Seperti sudah disinggung diatas, polusi udara terjadi
sebagai efek negatif dari pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara
maju, aktifitas alam dsb.
Secara garis besar polusi udara dibagi menjadi partikulat
dan polusi gas.
1. Partikulat
Partikulat (partikel) adalah pencemaran udara yang dapat
berada bersama-sama bahan / bentuk pencemaran lain, macam-macam partikulat:
a. Aerosol: tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan
dalam gas atau udara.
b. Kabut (fog): aerosol yang berupa butiran air yang berada
diudara.
c. Asap (smoke): campuran antara butir padatan dan cairan
terhembus melayang diudara.
d. Debu (dust): aerosol yang berupa butiran melayang diudara
karena adanya hembusan angin.
e. Fume: aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.
f. Plume: asap yang keluar dari cerobong asap suatu
industri.
g. Smoge: campuran dari smoke dan fog.
2. Gas
a. Sulfur Dioksida (SO2): dihasilkan oleh batu bara, bahan
bakar minyak yang mengandung sulfur, pembakaran limbah pertanah, dan proses
dalam industri. Dampak: efek iritasi pada saluran napas sehingga menimbulkan
gejala batuk dan sesak napas.
b. Hidrogen Sulfida (H2S): dihasilkan dari kawah gunung yang
masih aktif dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indra
penciuman (nervous olfactory)
c. Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen
Dioksida (NO2): gas-gas ini berasal dari berbagai jenis pembakaran, gas buang
kendaraan bermotor, peledak, pabrik pupuk. Efek: mengganggu sistem pernapasan
dan melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran napas sehingga paru-paru
mudah terserang infeksi.
d. Amoniak (NH3): berasal dari proses industri. Amoniak
menimbulkan bau yang tidak sedap menyengat. Dan dapat menyebabkan gangguan sistem
pernapasan, bronchitis, merusak indra penciuman.
e. Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO),
Hidrokarbon: semua hasil pembakaran menghasilkan gas ini, begitu juga proses
industri. Gas ini menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh dengan
cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh
akibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian. Dalam
jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan berpikir, gerakan otot, gangguan
jantung.
3. Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan yang diakibatkan adanya pencemaran udara
dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
a. Korosif: bahan pencemar bersifat merangsang terjadinya
proses peradangan pernapasan pada bagian atas.
b. Asfiksia: ini terjadi menyusul berkurangnya kemampuan tubuh
dalam mengikat oksigen atau berkurangnya kadar oksigen didalam tubuh.
c. Anesthesia: adalah dampak pencemaran udara yang bersifat
menekan susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan kehilangan kesadaran.
d. Toksis: dampak yang ditimbulkan adalah timbulnya gangguan
pada sistem pembuatan darah dan menyebabkan keracunan pada susunan saraf.
4. Pengendalian Emisi
Bila emisi dikeluarkan dari suatu aktivitas tidak sesuai
dengan baku mutu emisi, perlu dilakukan pengendalian terhadap emisi itu.
Berbagai alat pengendalian emisi antara lain:
a. Filter Udara: berguna untuk menyaring partikel yang ikut
keluar pada serobong agar tidak ikut terlepas kelingkungan.
b. Pengendap Silikon: pengendap partikel yang ikut dalam
emisi dengan pemanfaatan gaya sentrifugal dari partikel yang sengaja
dihembuskan melalui tepi dinding tabung silikon.
c. Pengendap Sistem Gravitasi: berupa ruang panjang yang
dialiri udara kotor secara perlahan sehingga partikel akan mengendap karena
gaya beratnya.
d. Pengendap Elektrostatik: digunakan untuk pemisahan
partikel dibawah 5µm. Alat ini cocok untuk membersihkan udara kotor dalam
volume besar, alat ini berupa tabung silinder yang dibagian tengahnya diberi
kawat yang dialiri arus listrik, udara kotor akan menjadi ion negatif dan
tertarik kedinding tabung, udara bersih akan berlalu.
e. Filter Basah: untuk memisahkan pencemaran non-partikel,
media pemisah yang digunakan adalah larutan penyerap.
f. Pengendalian khusus / menyaring gas SO2, NOHX maupun
VOCS.
5. Hujan Asam
Atmosfer dapat mengangkut berbagai cat pencemar ratusan
kilometer jauhnya, sebelum menjatuhkannya kepermukaan bumi. Dalam perjalanan
jauhnya, Atmosfer bertindak sebagi reaktor kimia yang kompleks merubah cat
pencemar setelah berinteraksi pada zat lain, uap air dan energi matahari. Pada
kondisi dimana SO2 bereaksi menjadi uap air membentuk H2SO4 (asam sulfat) dan
NO2 bereaksi dengan air uap air membentuk HNO3 (asam nitrat) yang selanjutnya
turun kepermukaan bumi bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam, air
hujan dengan Ph 5,6 dapat menimbulkan kerusakan berbagai jenis logam.
Dampak dari hujan asam antara lain:
a. Merusak bangunan dan berkaratnya logam.
b. Mempengaruhi kualitas air permukaan, bisa menggangu
kehidupan akuatik danau.
c. Merusak tanaman terutama hutan sehingga luas hutan
berkurang.
d. Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah,
sehingga mempengaruhi kualitas air tanah.
e. Menimbulkan berbagai penyakit kulit bagi beberapa
masyarakat yang menggunakan air hujan sebagai satu-satunya air mandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar